Sabtu, 07 Januari 2012

TAFSIR TUJUAN HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO FAKULTTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk berkesadaran, pasalnya memiliki potensi mengetahui yang tidak terbatas. Hal ini bisa kita saksikan pada diri manusia yang selalu bertanya dan mencari sesuatu dalam aktifitas intelektualnya. Reaksi "tanya" yang muncul dalam diri manusia cukup mengindikasikan bahwa manusia memiliki naluri dan potensi yang luar biasa.
Dengan demikian, manusia dikatakan sebagai hewan yang berfikir (al-hayawanu-natiq), sebuah definisi Aritoteles yang dialamatkan pada manusia, dengan kata lain Aristoteles hendak mengatakan bahwa identitas manusia adalah potensi akal yang ada pada dirinya dan secara jelas akallah yang membedakan manusia dengan mahluk lain.
Potensi yang sedemikian besar tersebut haruslah diletakkan sebagai instrument untuk menelaah fenomena yang dihadapi manusia sehari-hari. Manusia sebagaimana kita tahu menghadapi persoalan kehidupan yang dan kompleks, kita juga menyadari bahwa problem yang dihadapi manusia maderen saat ini telah menghempaskan manusia pada sebuah ruang sempit kesadaran yang meletakkan manusia sebagai agen tidak berbeda dengan objek material yang seenaknya di eksploitasi.
Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status, dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HME adalah organisasi yang menjadikan setiap insan menjadi  sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HME berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai sebagai wadah penampung dan penyalur aspirasi, pengembangan minat dan bakat, serta organisasi pengkaderan mahasiswa elektro dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
Pemantapan fungsi pengembangan minat dan bakat dan kekaderan HME ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang dan terpadu antara pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HME menjadi sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi, dan inpirasi. Dengan demikian Kesadaran dan Moralitas bagi HME merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha organisasi HME.
Atas faktor tersebut, maka HME menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam pasal 5 AD ART HME yaitu :

TERBINANYA KESADARAN INSAN INTELEKTUAL DAN SPIRITUAL YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TERWUJUDNYA TATANAN MAHASISWA KAMPUS YANG ILMIAH BERLANDASKAN MORALITAS , NILAI-NILAI AGAMA, DAN BUDAYA”.

Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HME bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HME secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat, dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.
Selain itu, tujuan yang dimulai dengan kata terbinanya mengandung makna tersendiri dimana berarti berusaha menciptakan kesadaran diri dari  masing-masing individu. Kesadaran yang dimaksud tersebut timbul secara naluriah di dalam hati nurani tiap individu dan didorong oleh nilai-nilai agama, moralitas, dan budaya sehingga menciptakan beberapa peranan penting dalam tujuan organisasi HME, diantaranya :
Peran Kualitas Insan Intelektual
Intelektual humanis merupakan tujuan akhir dari sosok orang-orang intelek. Landasan pengetahuan adalah cinta ketika cinta mengejawantah dalam diri maka itu adalah kekuatan untuk mendobrak tatanan kehidupan yang hancur. Seorang intelektual dalam melakukan perubahan baik dalam tatanan birokrasi maupun tatanan pemerintahan haruslah dengan cinta dan kasih sayang ketika usaha itu telah maksimal darah dan air mata adalah puncak tertinggi landasan kaum intelektual, karena itu merupakan jihad mahasiswa  petarung. untuk sebab cinta adalah media kesempurnaan. Darah dan air mata adalah perangkat menuju menuju kesempurnaan.
Peran Kualitas Insan moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura– hura dan kesenanggan) maka berarti telah berada persimpangan jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang peruban di negeri ini, jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi (entertainment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal–hal yang lebih ilmiah dan menyentuh ke rakyat maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
Peran Kualitas Insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan mahasiswa kampus yang ilmiah
Tanggung jawab dapat didefenisikan sebagai konsistensi terhadap suatu pilihan. Tujuan hidup tak lepas dari gerak keseharian kita yang senantiasa menuju kesempurnaan karena pada dasarnya Fitrah manusia terlahir untuk menuju kesempurnaan, setiap orang ingin bergerak dalam batasan gerak untuk menuju kesempurnaan kaum intelektual seharusnya merefleksikan pengetahuan dalam dimensi keadilan dan kemanusiaan.
·      Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
·      Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
·      Rasa tanggung  jawab, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan atas terwujudnya tatanan mahasiswa kampus yang ilmiah.
·      Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan tatanan kampus yang ilmiah.
·      Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah fil ard’ yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada pokoknya insan HME merupakan “man of future insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal tipe dari hasil perkaderan HME adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu).
Insan  HME pada suatu waktu akan merupakan “Intelektual community” atau kelompok intelegensi yang hanya mampu merealisasikan cita-cita dari organisasi, tapi juga mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, spritual, adil dan makmur, serta bahagia.

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi teman-teman pengurus atau anggota yang mau menjadi kontributor (penulis) diblog ini, silahkan kirimkan alamat gmail anda ke hme.ft.unm@gmail.com, terima kasih !